Karakteristik Bunyi dibedakan menjadi 3

Karakteristik Bunyi

Berdasarkan frekuensinya, bunyi dibedakan menjadi 3 yaitu :

1. Bunyi Infrasonik adalah bunyi yang frekuensinya < 20 Hz. bunyi ini tidak dapat didengarkan oleh manusia namun dapat didengarkan oleh laba-laba, jangkrik dan lumba-lumba.

2. Bunyi audiosonik adalah bunyi yang frekuensinya diantara 20 Hz - 20.000 Hz. bunyi jenis inilah yang dapat didengarkan oleh manusia.

3. Bunyi ultrasonik adalah bunyi yang frekuensinya > 20.000 Hz. bunyi jenis ini juga tidak dapat di dengarkan manusia. hewan yang mampu mengarkan bunyi jenis ini adalan lumba-lumba.

Gerakan periodic adalah

Gerakan periodic adalah gerakan objek yang berulang secara teratur.  Objek kembali ketempat yang ditentukan setelah beberapa interval waktu.  

Gerakan periodic dapat diidentifikasi dari kehidupan sehari-hari,misalnya Bumi yang kembali ketempat yang sama pada orbitnya mengelilingi Matahari setiap tahun sehigga mengakibatkan perubahan empat musim. 

Contoh lain dari kehidupan sehari-hari adalah molekul dalam bahan solid yang bergetar disekitar posisi equilibriumnya, gelombang elektromagnetis, seperti gelombang cahaya, radar, dan gelombang radio dikarakteristikkan sebagai getaran elektrik.  

Jenis pergerakan periodic yang terjadi pada system mekanis saat gaya bekerja pada objek adalah proporsional ke posisi objek relative terhadap posisi equilibrium.  

Jika gaya tersebut selalu mengarah ke posisi equilibrium (setimbang) , gerakan tersebut adalah gerakan harmonic sederhana, yang akan difokuskan dalam bahasan ini.

Kata Kunci Pencaharian dan Penyelesaian Cepat Rambat Bunyi

Cepat Rambat Bunyi merupakat materi yang sering sekali muncul dalam pelajaran disekolah. Cepat Rambat Bunyi definisi adalah Hasil Bagi jarak yang ditempuh bunyi oleh gelombang bunyi persatuan waktu. Cepat Rambat Bunyi Dipengaruhi oleh kondisi udara, terutama suhu dan tekanan udara.

Cepat rambat bunyi jauh lebih kecil di bandingkan dengan cepat rambat cahaya. Bahkan Sekarang orang telah mampu membuat pesawat yang dapat terbang beberapa kali daripada cepat rambat bunyi.

Rumus Cepat Rambat Bunyi:

v = s/t

v = cepat rambat bunyi (m/s)
s = jarak sumber ke pengamat (m)
t = selang waktu (s)

Kata Kunci pencaharian sering dicari di Google:

Contoh soal cepat rambat bunyi

Rumus cepat rambat bunyi di udara jika diketahui frekuensi

Contoh soal cepat rambat bunyi pada zat padat

Contoh soal cepat rambat bunyi pada zat gas

Cepat rambat bunyi dengan suhu

Besar cepat rambat bunyi adalah

Cepat rambat bunyi dalam zat padat dipengaruhi oleh

Hitung cepat rambat bunyi dalam udara pada temperature absolut

Pendahuluan Gelombang dan Bunyi

Pendahuluan Gelombang dan Bunyi

Gelombang laut, suara musik, transmisi Gelombang radio dan televisi, serta gempa bumi merupakan beberapa contoh fenomena GelombangGelombang dapat terjadi apabila suatu sistem diganggu dari posisi setimbangnya dan gangguan itu merambat dari satu tempat ke tempat lain. 



Gelombang memegang peranan penting dalam berbagai bidang kehidupan. Dalam Bab 1 kita akan membicarakan Gelombang mekanik, yaitu Gelombang yang merambat pada suatu bahan (material) yang dinamakan medium.

Ketika Anda berteriak di dekat dinding bangunan atau berteriak di pinggir jurang menghadap gunung, Gelombang Bunyi akan dipantulkan oleh permukaan tegar pada dinding atau gunung sehingga terjadi gema. Jika kalian menyentakkan salah satu ujung tali yang ujung lainnya diikatkan pada penopang, maka pulsa yang menjalar sepanjang tali akan dipantulkan kembali mendekati kalian. 

Peristiwa ini menunjukkan bahwa Gelombang datang dan Gelombang pantul saling berinteraksi dalam medium yang sama. Peristiwa semacam ini dinamakan interferensi. Interferensi Gelombang merupakan salah satu sifat-sifat umum Gelombang. Semua jenis Gelombang, baik transversal maupun longitudinal, memiliki sifat-sifat yang sama. Dalam Bab 2 kita akan membahas beberapa sifat umum Gelombang.

Salah satu Gelombang mekanik, yaitu Gelombang longitudinal, memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Gelombang longitudinal yang merambat dalam medium, biasanya udara, disebut sebagai Gelombang Bunyi. Telinga manusia sangat peka dan dapat mendeteksi Gelombang Bunyi meskipun intensitasnya sangat rendah. 

Di samping berguna untuk mendengarkan lawan bicara, telinga manusia mampu menangkap isyarat-isyarat dari lingkungan: dari suara binatang di malam hari hingga Bunyi klakson mobil yang bergerak mendekati. Dalam Bab 3 kita akan membahas beberapa sifat penting dari Gelombang bunyi, seperti frekuensi, amplitudo, dan intensitas. 

Telinga manusia sangat peka terhadap perubahan tekanan. Oleh karena itu, dalam membahas Gelombang Bunyi pembahasan perubahan tekanan seringkali sangat bermanfaat. Kita akan membahas hubungan antara pergeseran, perubahan tekanan, dan intensitas serta hubungan antara ketiga besaran ini dengan persepsi Bunyi oleh manusia. Kita juga akan mempelajari interferensi dari dua Gelombang Bunyi yang frekuensinya berbeda sedikit sehingga menimbulkan fenomena layangan. 

Efek Doppler sebagai salah satu fenomena yang terjadi pada Gelombang Bunyi juga akan dibicarakan.

Kompetensi Dasar modul ini adalah mendeskripsikan gejala dan ciri-ciri Gelombang secara umum dan mendeskripsikan gejala dan ciri-ciri Gelombang Bunyi serta penerapannya dalam teknologi. Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan dapat menjelaskan
1. perbedaan antara Gelombang transversal dan Gelombang longitudinal,
2. persamaan Gelombang,
3. laju Gelombang transversal dan laju Gelombang longitudinal,
4. prinsip superposisi Gelombang,
5. interferensi Gelombang,
6. refleksi dan transmisi Gelombang,
7. dispersi Gelombang,
8. difraksi Gelombang,
9. Gelombang berdiri pada dawai,
10. fungsi Gelombang Bunyi sinusoidal,
11. Gelombang berdiri longitudinal,
12. getaran dawai,
13. getaran pipa organa,
14. layangan Bunyi,
15. intensitas Bunyi, dan
efek Doppler. 

Gelombang Bunyi: Bahan Penyerap Bunyi, Matrix, Dua Rongga

gelombang bunyi: Bahan Penyerap Bunyi, Matrix, Dua Rongga

gelombang bunyi

Kata bunyi mempunyai dua definisi, yaitu: (1) secara fisis, bunyi adalah penyimpangan tekanan, pergeseran partikel dalam medium elastik seperti udara dan (2) secara fisiologis, bunyi adalah sensasi pendengaran yang disebabkan penyimpangan fisis yang digambarkan di atas (Doelle, 1993).

Ketika bunyi menumbuk suatu batas dari medium yang dilewatinya, maka energi dalam gelombang bunyi dapat diteruskan, diserap atau dipantulkan oleh batas tersebut. Pada umumnya ketiganya terjadi pada derajat tingkat yang berbeda, tergantung pada jenis batas yang dilewatinya (Lord, 1980).



Bahan Penyerap Bunyi
Bahan penyerap bunyi pada umumnya dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu bahan berpori, panel absorber, dan resonator rongga. Pengelompokan ini didasarkan pada proses perubahan energi suara yang menumbuk permukaan bahan menjadi energi panas. Karakteristik suatu bahan penyerap bunyi dinyatakan dengan besarnya nilai koefisien serapan bunyi untuk tiap frekuensi eksitasi. Pada umumnya bahan penyerap bunyi memiliki tingkat penyerapan pada rentang frekuensi tertentu saja. (Sabri, 2005).

Besarnya penyerapan bunyi pada material penyerap dinyatakan dengan koefisien serapan (α). Koefisien serapan (α) dinyatakan dalam bilangan antara 0 dan 1. Nilai koefisien serapan 0 menyatakan tidak ada energi bunyi yang diserap dan nilai koefisien serapan 1 menyatakan serapan yang sempurna. (Sriwigiyatno, 2006).

Reaksi serap terjadi akibat turut bergetarnya material terhadap gelombang suara yang sampai pada permukaan material tersebut. Getaran suara yang sampai dipermukaan turut menggetarkan partikel dan pori-pori udara pada material tersebut. Sebagian dari getaran tersebut terpantul kembali ke ruangan, sebagian berubah menjadi panas dan sebagian lagi di teruskan ke bidang lain dari material tersebut. (Gunawan, 2008).

Metode Dua Rongga (Two Cavity Method)
Metode Dua Rongga (Two Cavity Method) adalah salah satu metode untuk mengukur karakteristik material penyerap bunyi yang relatif mudah diterapkan dibandingkan metode yang lain karena hanya menggunakan satu konfigurasi.

Impedansi permukaan z1 dan z1’ dari sampel dengan tebal d diukur dengan dua rongga udara yang mempunyai panjang L dan L’. Panjang rongga dapat diubah dengan menggerakkan piston sepanjang tabung impedansi. Bilangan gelombang kompleks dan karakteristik impedansi kompleks dapat diturunkan dari teori gelombang bidang. (Tao et. al, 2003). Selanjutnya, dengan menggunakan pendekatan transfer matrix, maka koefisien refleksi dan koefisien serapan bunyi dapat ditentukan.

Transfer Matrix
Pendekatan transfer matrix diperkenalkan untuk mengevaluasi dan menganalisis karakteristik akustik dari material akustik yang berlapis-lapis. Pendekatan ini dapat diaplikasikan untuk mereduksi pantulan bunyi dan/atau transmisi secara efektif. Dari persamaan fungsi pindah, dapat diperoleh koefisien refleksi dan koefisien transmisi. (Cai et. al, 2001).

Untuk material berlapis, tekanan bunyi dan kecepatan partikel pada kontak permukaan dari material berlapis dapat dinyatakan dengan (Tao et. al, 2003):

di mana adalah total transfer matrix akustik dari lapisan 1 hingga lapisan ke-n, diperoleh dengan mengalikan transfer matriks dari masing-masing lapisan, T1, T2,...,Tn, yaitu

di mana AT, BT, CT, DT adalah seluruh four pole parameter dari lapisan 1 hingga lapisan ke-n. Untuk permukaan yang keras pada lokasi n+1, koefisien refleksi untuk sudut datang Ф = 0 adalah

(3)

di mana adalah kerapatan (densitas) bahan dan c adalah kecepatan gelombang bunyi. Selanjutnya, impedansi permukaan normal dapat diperoleh dari

(4)

dan koefisien serapan bunyi adalah

 .... (5)

Akustik Ruang

Dalam sebuah ruangan tertutup, jalur perambatan energi akustik adalah ruangan itu sendiri. Oleh karena itu, pengetahuan tentang fenomena suara yang terjadi dalam ruangan akan sangat menentukan pada saat diperlukan pengendalian kondisi mendengar pada ruangan tersebut sesuai dengan fungsinya. Fenomena suara dalam ruangan dapat digambarkan pada sketsa berikut:

Dari sketsa tersebut, dapat dilihat bahwa pada setiap titik pengamatan atau titik dimana orang menikmati suara (pendengar) akan dipengaruhi oleh 2 komponen suara, yaitu komponen suara langsung dan komponen suara pantul. Komponen suara langsung adalah komponen suara yang sampai ke telinga pendengar langsung dari sumber. Besarnya energi suara yang sampai ke telinga dari komponen suara ini dipengaruhi oleh jarak pendengar ke sumber suara dan pengaruh penyerapan energi oleh udara. 

Komponen suara pantul merupakan komponen suara yang sampai ke telinga pendengar setelah suara berinteraksi dengan permukaan ruangan disekitar pendengar (dinding, lantai dan langit-langit). Total energi suara yang sampai ke telinga pendengar dan persepsi pendengar terhadap suara yang didengarnya tentu saja akan dipengaruhi kedua komponen ini. Itu sebabnya komponen suara pantul akan sangat berperan dalam pembentukan persepsi mendengar atau bias juga disebutkan karakteristik akustik permukaan dalam ruangan akan sangat mempengaruhi kondisi dan persepsi mendengar yang dialami oleh pendengar.

Ada 2 ekstrim yang berkaitan dengan karakteristik permukaan dalam ruangan, yaitu apabila seluruh permukaan dalam ruangan bersifat sangat menyerap dan seluruh permukaan dalam ruangan bersifat sangat memantulkan energi suara yang sampai kepadanya. Bila permukaan dalam ruang seluruhnya sangat menyerap, maka komponen suara yang sampai ke pendengar hanyalah komponen langsung saja dan ruangan yang seperti ini disebut ruang anechoic (anechoic chamber). 

Sedangkan pada ruang yang seluruh permukaannya bersifat sangat memantulkan energi, maka komponen suara pantul akan jauh lebih dominant dibandingkan komponen langsungnya, dan biasa disebut sebagai ruang dengung (reverberation chamber) . Ruangan yang kita gunakan pada umumnya berada diantara 2 ekstrim itu, sesuai dengan fungsinya. Ruang Studio rekaman misalnya lebih mendekati ruang anechoic, sedangkan ruangan yang berdinding keras lebih menuju ke ruang dengung.

Desain akustik ruangan tertutup pada intinya adalah mengendalikan komponen suara langsung dan pantul ini, dengan cara menentukan karakteristik akustik permukaan dalam ruangan (lantai, dinding dan langit-langit) sesuai dengan fungsi ruangannya. Ada ruangan yang karena fungsinya memerlukan lebih banyak karakteristik serap (studio, Home Theater, dll) dan ada yang memerlukan gabungan antara serap dan pantul yang berimbang (auditorium, ruang kelas, dsb). 

Dengan mengkombinasikan beberapa karakter permukaan ruangan, seorang desainer akustik dapat menciptakan berbagai macam kondisi mendengar sesuai dengan fungsi ruangannya, yang diwujudkan dalam bentuk parameter akustik ruangan.

Karakteristik akustik permukaan ruangan pada umumnya dibedakan atas:

Bahan Penyerap Suara (Absorber) yaitu permukaan yang terbuat dari material yang menyerap sebagian atau sebagian besar energi suara yang datang padanya. Misalnya glasswool, mineral wool, foam. Bisa berwujud sebagai material yang berdiri sendiri atau digabungkan menjadi sistem absorber (fabric covered absorber, panel absorber, grid absorber, resonator absorber, perforated panel absorber, acoustic tiles, dsb).

Bahan Pemantul Suara (reflektor) yaitu permukaan yang terbuat dari material yang bersifat memantulkan sebagian besar energi suara yang datang kepadanya. Pantulan yang dihasilkan bersifat spekular (mengikuti kaidah Snelius: sudut datang = sudut pantul). Contoh bahan ini misalnya keramik, marmer, logam, aluminium, gypsum board, beton, dsb.

Bahan pendifuse/penyebar suara (Diffusor) yaitu permukaan yang dibuat tidak merata secara akustik yang menyebarkan energi suara yang datang kepadanya. Misalnya QRD diffuser, BAD panel, diffsorber dsb.

Dengan menggunakan kombinasi ketiga jenis material tersebut dapat diwujdukan kondisi mendengar yang diinginkan sesuai dengan fungsinya

Parameter akustik yang biasanya digunakan dalam ruangan tertutup secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu parameter yang bersifat temporal monoaural yang bisa dirasakan dengan menggunakan satu telinga saja (atau diukur dengan menggunakan single microphone) dan parameter yang bersifat spatial binaural yang hanya bisa dideteksi dengan 2 telinga secara simultan (atau diukur menggunakan 2 microphone secara simultan).

Yang termasuk dalam parameter tipe temporal-monoaural diantaranya adalah:

Waktu dengung (T atau RT), yaitu waktu yang diperlukan energi suara untuk meluruh (sebesar 60 dB) sejak sumber suara dimatikan. Parameter ini merupakan parameter akustik yang paling awal digunakan dan masih merupakan parameter yang paling populer dalam desain ruangan tertutup. Waktu dengung yang digunakan dalam desain misalnya RT60, T20, T30 (subscript menunjukkan rentang decay yang digunakan untuk mengestimasi peluruhan energinya) dan EDT (yang berbasis pada peluruhan pada 10 dB awal). Parameter terakhir lebih sering digunakan karena mengandung informasi yang signifikan dari medan suara yang diamati. 

Harga parameter ini akan dipengaruhi oleh fungsi ruangan, volume dan luas permukaan ruangan serta berbeda-beda untuk setiap posisi pendengar. Misalkan untuk ruangan studio perlu < 0.3 s, ruang kelas 0.7 s, ruang konser 1.6 – 2.2 s, masjid 0.7 – 1.1 s, katedral 2 s dsb.

Parameter akustik ruangan yang paling banyak dikenal orang adalah Waktu Dengung (Reverberation Time – RT). RT seringkali dijadikan acuan awal dalam mendesain akustika ruangan sesuai dengan fungsi ruangan tersebut. RT menunjukkan seberapa lama energi suara dapat bertahan di dalam ruangan, yang dihitung dengan cara mengukur waktu peluruhan energi suara dalam ruangan. Waktu peluruhan ini dapat diukur menggunakan konsep energi tunak maupun energi impulse. 

RT yang didapatkan berdasarkan konsep energi tunak dapat digunakan untuk memberikan gambaran kasar, waktu dengung ruangan tersebut secara global. RT jenis ini dapat dihitung dengan mudah, apabila kita memiliki data Volume dan Luas permukaan serta karakteristik absorpsi setiap permukaan yang ada dalam ruangan. Sedangkan RT yang berbasiskan energi impulse, didapatkan dengan cara merekam response ruangan terhadap sinyal impulse yang dibunyikan didalamnya. Dengan cara ini, RT di setiap titik dalam ruangan dapat diketahui dengan lebih detail bersamaan dengan parameter-parameter akustik yang lainnya.

RT pada umumnya dipengaruhi oleh jumlah energi pantulan yang terjadi dalam ruangan. Semakin banyak energi pantulan, semakin panjang RT ruangan, dan sebaliknya. Jumlah energi pantulan dalam ruangan berkaitan dengan karakteristik permukaan yang menyusun ruangan tersebut. Ruangan yang dominan disusun oleh material permukaan yang bersifat memantulkan energi suara cenderung memiliki RT yang panjang, sedangkan ruangan yang didominasi oleh material permukaan yang bersifat menyerap energi suara akan memiliki RT yang pendek.

Ruangan yang keseluruhan permukaan dalamnya bersifat menyerap energi suara (RT sangat pendek) disebut ruang anti dengung (anechoic chamber), sedangkan ruangan yang keseluruhan permukaan dalamnya bersifat memantulkan suara (RT sangat panjang) disebut ruang dengung (reverberation chamber). 

Ruangan-ruangan yang kita tempati dan gunakan sehari-hari, mulai dari ruang tidur, ruang kelas, auditorium, masjid, gereja dsb akan memiliki RT diantara kedua ruangan tersebut diatas, karena pada umumnya permukaan dalamnya disusun dari gabungan material yang menyerap dan memantulkan energi suara. Desain bentuk, geometri dan komposisi material penyusun dalam ruangan inilah yang akan menentukan RT ruangan, sekaligus kinerja akustik ruangan tersebut.

Bila sumber bunyi telah berhenti, suatu waktu yang cukup lama akan berlalu sebelum bunyi hilang dan tak dapat didengar. Bunyi yang berkepanjangan ini sebagai akibat pemantulan yang berturut-turut dalam ruang tertutup setelah sumber bunyi dihentikan disebut dengung (Doelle, 1972).

Pentingnya pengendalian dengung dalam rancangan akustik auditorium telah mengharuskan masuknya besaran standar yang relevan, yaitu waktu dengung (RT). Ini adalah waktu agar Tingkat Tekanan Bunyi dalam ruang berkurang 60 dB setelah bunyi dihentikan. Rumus perhitungan RT adalah:

………………………… (6)

Di mana:

RT : waktu dengung, detik

V : volume ruang, meter kubik

A : penyerapan ruang total, sabin meter persegi

x : koefisien penyerapan udara

Penyerapan suatu permukaan diperoleh dengan mengalikan luasnya S dengan koefisien penyerapan á, dan penyerapan ruang total A diperoleh dengan menjumlahkan perkalian-perkalian ini dengan mengikutsertakan penyerapan yang dilakukan oleh jemaah dan benda-benda lain dalam ruang (karpet, tirai, dan lain-lain). Jadi

A = S1á1 + S2á2 +.....+Snán………………..... (7)

Nilai koefisien penyerapan udara x yang diperhatikan hanya pada dan di atas 1000 Hz .

(Doelle, 1972)

Clarity, yaitu perbandingan logaritmik energi suara pada awal 50 atau 80 ms terhadap energi suara sesudahnya. Diwujudkan dalam parameter C80 untuk musik dan C50 untuk speech. Parameter ini berkaitan dengan tingkat kejernihan sinyal suara yang dipersepsi oleh pendengar dalam ruangan. (standard yang digunakan berharga -2 sd 8 dB). Persepsi manusia terhadap suara yang didengarnya sangat bergantung pada frekuensi sinyal suara yang sampai ke telinganya. Secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 daerah frekuensi sebagai berikut:

a) Suara dengan frekuensi diatas 1 kHz, akan memberikan persepsi yang berkaitan dengan timbre (warna suara), intelligibility (kejelasan suara ucap), clarity (kejernihan suara) dan distance (kesan jarak sumber ke pendengar).

b) Suara dengan frekuensi dibawah 500 Hz akan memberikan persepsi yang berkaitan dengan resonance, envelopment (keterselubungan) dan warmth (kehangatan).

Oleh karena itu, medan akustik atau kondisi mendengar dengan clarity yang tinggi, sekaligus memberikan kesan envelopment yang tinggi dapat diciptakan pada saat bersamaan dengan mengatur level dengung (reverberant) sebagai fungsi frekuensi.

· Intelligibility, yaitu perbandingan energi awal 50 ms terhadap energi totalnya. Biasa dinyatakan sebagai D50 dan lebih banyak digunakan untuk menyatakan kejelasan suara pengucapan (speech). Harga yang disarankan adalah > 55%. (parameter terkait adalah STI atau RASTI atau %Alcons).

· Intimacy, yang ditunjukkan dengan perbedaan waktu datang suara langsung dengan pantulan awal pada setiap titik pendengar. Dinyatakan dalam Initial Time Delay Gap (ITDG). Harga yang disarankan secara umum adalah < 35 ms (yang paling disukai 15-20 ms). Nilai tersebut masih dipengaruhi juga oleh cepat lambatnya (rhytm) sumber suaranya.







Gelombang Bunyi: Latihan 34 Soal dan Jawaban Penyelesaian

Gelombang Bunyi: Latihan 34 Soal dan Jawaban Penyelesaian https://cepatrambatbunyi.blogspot.com/  Hai teman teman pengunjung yang cerdas dan baik hati, salam kenal salam sukses selalu. Saya akan memberikan Latihan soal soal agar dapat terbiasa dan pintar dalam mempelajari Ilmu Gelombang Bunyi, harapan dapat lancar mengerjakan soal pada saat ujian dan Pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru. 

Singkat saja berikut dibawah ini Gelombang Bunyi: Latihan 34 Soal dan Jawaban Penyelesaian:



LATIHAN SOAL GELOMBANG BUNYI

1. Sebuah batu dilempar ke tengah kolam sejauh 20 m dari tepi kolam, sehingga terjadi gelombang permukaan air yang sampai ke tepi setelah 4 detik. Bila sebuah gabus bergerak 4 gelombang tiap detik, tentukan panjang gelombang permukaan air tersebut. (Jawab : 1,25 m).

2. Sebuah sumber getar menimbulkan gelombang transversal pada permukaan air dengan periode ¼ detik. Bila jarak antara dua bukit adalah 25 cm, maka tentukan cepat rambat gelombang pada permukaan air tersebut. (Jawab : 1 m/det).

3. Suatu sumber getaran menimbulkan gelombang longitudinal dengan periode 1/286 detik dan merambat dengan kecepatan 1430 m/det. Berapa jarak antara dua rapatan ? (Jawab : 5 meter).

4. Seseorang ditugaskan mengamati permukaan gelombang yang terjadi pada sebuah sungai. Jarak antara puncak dan lembah yang berdekatan ternyata dari hasil pengamatannya adalah 1,05 meter. Dan dalam waktu 15 detik dirambatkan 17 puncak gelombang. Maka tentukan cepat rambat riak gelombang permukaan air tersebut. (Jawab : 2,38 m/det).

5. Cepat rambat gelombang transversal dalam seutas tali yang panjangnya 30 meter adalah 40 m/det. Berapa massa tali tersebut apabila gaya tegangan tali = 2 Newton ? (Jawab : 0,0375 kg).

6. Seutas tali yang panjangnya 32 meter, dengan massa 900 gram mengalami tegangan 220 newton. Tentukan besar cepat rambat gelombang transversal yang merambat melalui tali tersebut. (Jawab : 8,8 m/det).
7. Seutas tali dengan penampang 1 mm2 mempunyai massa jenis 8 gram/cm3. Bila tali tersebut ditegangkan dengan gaya 8 N. Tentukan cepat rambat gelombang pada tali tersebut. (Jawab : 31,6 m/det).

8. Pada percobaan Melde digunakan garpu tala sebagai sumber getarnya. Frekwensi yang ditimbulkannya adalah 365 Hz. Tali yang dihubungkan dengannya direntangkan dengan beban 96 gram. Apabila jarak antara dua simpul yang berturutan = 4 cm, tentukanlah :
a. Cepat rambat gelombang pada tali. (Jawab : 2920 cm/det).
b. Berapa tegangan yang harus diberikan agar jarak antara dua simpul yang berturutan menjadi 5 cm. (Jawab : 147.000 dyne).
c. Berat dari 1 cm tali tersebut, apabila g = 980 cm/det2. (Jawab : 10,81 dyne).

9. Sepotong kawat yang massanya 0,5 gram dan panjangnya 50 cm mengalami tegangan 62,5 newton.
a. Hitung cepat rambat gelombang transversal yang terjadi pada kawat (Jawab : 250 m/det).
b. Bila kedua ujung kawat dijepit dan tidak terdapat simpul lagi di antara kedua ujung kawat tersebut, maka tentukan frekwensinya. (Jawab : 250 Hz).

10. Cepat rambat gelombang longitudinal dalam air 1500 m/det. Hitunglah modulus kenyal air. (Jawab : 2,25 . 109 newton/m2).

11. Dawai yang massanya 0,2 gram dan panjangnya 80 cm, salah satu ujungnya diikatkan pada sebuah garpu tala yang memberikan frekwensi 250 Hz. Berapa tegangan tali yang harus diberikan agar tali tidak menggetar dengan empat paruhan gelombang. (Jawab : 2,5 newton).

12. Hitung kecepatan gelombang bunyi yang merambat di udara dalam keadaan STP (Tekanan dan suhu standard). Massa jenis udara pada keadaan STP 1,293 Kg/m3, g = 1,40. (Jawab : 331 m/det).

13. Bila amplitudo cukup besar, telinga orang dapat mendengar bunyi dengan frekwensi antara 20 Hz dan 20.000 Hz. Hitung panjang gelombang pada frekwensi-frekwensi tersebut apabila :
a. Gelombang merambat dalam medium air dengan cepat rambat 1450 m/det. (Jawab : 7,25 cm).
b. Gelombang merambat dalam medium udara. R = 8,31 x 107, g udara = 1,4, tudara = 270 dan Mudara = 29 (Jawab : 1,73 cm).

14. Cepat rambat gelombang longitudinal dalam Helium dan Argon pada suhu 00 C berturut-turut adalah 970 m/det dan 310 m/det. Berapa berat atom argon bila berat atom helium = 4. Argon dan Helium adalah gas monoatomik. (Jawab : 39,2).

15. Ditentukan massa jenis gas hidrogen pada suhu 00 dan tekanan 1 atmosfir adalah :  9.10-5 gram/cm3 dan konstanta Laplace gas hidrogen adalah 1,40, tentukanlah cepat rambat bunyi dalam gas hidrogen tersebut. (Jawab : 1255 m/det).

16. Pada suhu 200 C cepat rambat bunyi di udara 330 m/det. Tentukan cepat rambat bunyi di udara pada suhu 400 C. (Jawab : 341 m/det).

17. Cepat rambat bunyi dalam zat padat adalah 1450 m/det. Tentukan modulus young zat padat, jika massa jenisnya 104 kg m-3. (Jawab : 2,1.1010 N.m-2).

18. Tentukan frekwensi dasar dari getaran sepotong tali yang panjangnya 6 meter dan massanya 2 kg yang ditegangkan dengan gaya 192 N. (Jawab : 2 Hz).

19. Cepat rambat bunyi dalam gas H2 pada suhu 270 C adalah 360 m/det.
a. Berapa cepat rambat bunyi dalam gas O2 pada suhu yang sama, jika konstanta Laplace kedua gas tersebut sama ? (Jawab : 90 m/det)
b. Berapa cepat rambat bunyi dalam O2 pada suhu 470 C (Jawab : 93 m/det).

20. Sepotong dawai tembaga dengan massa jenis 9 x 103 kg/m3 yang panjangnya 2 m dan berpenampang 10-6 m2 mendapat tegangan oleh suatu gaya sebesar 360 N. Jika dawai dipetik, berapa frekwensi nada dasarnya ? (Jawab : 50 Hz).

21. Cepat rambat bunyi dalam gas hidrogen pada suhu 150 C = 1200 m/s. Berapa laju rambat bunyi dalam Oksigen pada suhu 1190 C, jika tetapan Laplace kedua gas sama sedangkan = 2 gram/mol dan= 32 gram/mol. (Jawab : 350 m/s).

22. Sehelai dawai dengan massa 0,5 gram dan panjangnya 50 cm diberi tegangan 88,2 newton kemudian dawai dipetik dan memberikan nada dasar. Tentukanlah :
a. Cepat rambat gelombang transversal dalam dawai (Jawab : 297 m/s)
b. Frekwensi nada dasarnya, frekwensi nada atas pertama dan nada atas kedua.    (Jawab : 297 Hz, 594 Hz, 891 Hz).

23. Sebuah pipa organa terbuka menghasilkan nada dasarnya dengan frekwensi 500 Hz. Bila cepat rambat suara di udara = 340 m/s, maka tentukan panjang pipa organa tersebut. (Jawab : 0,34 m).

24. Sepotong dawai yang panjangnya 120 cm dan sepotong dawai lain yang panjangnya 160 cm masing-masing menimbulkan nada dasar. Tentukan interval yang dihasilkan. (Jawab : 4 : 3 ® Kwart).

25. Tentukan frekwensi nada tunggal yang ditimbulkan oleh sirine, jika banyak lubang pada lempeng sirine = 15 dan melakukan putaran 1500 rpm. (Jawab : 300 Hz).

26. Sebuah pipa organa terbuka menghasilkan nada dasar dengan frekwensi 249 cps. Sehelai dawai yang panjangnya 54 cm dengan gaya tegangannya menghasilkan nada dasar dengan frekwensi 440 cps. Pipa organa dihembus lebih kuat sehingga dihasilkan nada atas pertamanya. Dawai sekarang diperpendek menjadi 48 cm dengan gaya tegangan tetap lalu dipetik bersama-sama dengan hembusan pipa organa tersebut. Berapa layangan yang terjadi ? (Jawab : 3 Hz).

27. Pada sirine terdapat dua deret lubang. Deret lubang bagian luar = 20 buah. Jika dengan deret lubang yang terdalam nada tunggal yang ditimbulkan memberikan interval nada kwint, maka berapa banyak lubang pada deret bagian dalam ? (Jawab : 30 lubang).
28. Sepotong kawat yang panjangnya 3 meter dengan luas penampang 1 mm2, massanya 24 gram. Bila kawat diberi beban 10 Newton, maka kawat bertambah panjang 0,15 mm.
a. Tentukan modulus elastisnya. (Jawab : 2 x 1011 N/m2)
b. Cepat rambat bunyi dalam rel yang dibuat dari bahan tersebut. (Jawab : 5000 m/det).

29. Dawai sebuah sonometer menghasilkan nada dasar. Bila senar dipotong 30 cm dihasilkan nada dasar baru yang kwint terhadap nada dasar semula. Dengan diusahakan agar tegangan dawai tetap seperti semula, maka harus dipotong berapa senar sonometer tersebut agar dihasilkan nada dasar baru yang terts terhadap nada dasar semula.   (Jawab : 9 cm).

30. Sebuah mobil melaju dengan kelajuan 72 km/jam dan membunyikan klakson dengan frekwensi 480 Hz berpapasan dengan mobil lain yang berkecepatan 108 km/jam. Jika cepat rambat bunyi di udara 340 m/s, maka tentukan frekwensi bunyi yang didengar oleh pengendara mobil kedua. (Jawab : 555 Hz).

31. Frekwensi nada atas pertama pipa organa terbuka = 560 Hz. Pipa organa tertutup memberikan nada atas pertama yang kwint terhadap nada dasar pipa organa terbuka. Bila cepat rambat bunyi pada waktu itu = 336 m/det, maka hitunglah :
a. Panjang pipa organa masing-masing. (Jawab : 60 cm ; 60 cm).
b. Interval antara nada-nada atas pertama kedua pipa organa tersebut. (Jawab : kwart).

32. Sebuah petasan diledakkan di suatu tempat. Pada jarak 2 m dari pusat ledakan intensitas bunyinya = 10-4 watt/m2. Tentukan intensitas bunyi pada jarak 20 m dari pusat ledakan. (Jawab : 10-6 watt/m2).

33. Dalam suatu ruang periksa di PUSKESMAS ada seorang bayi menangis dengan taraf intensitas 80 dB. Bila dalam ruang tersebut terdapat 10 orang bayi yang menangis bersamaan dengan  kekuatan yang sama, maka tentukan taraf intensitasnya.         (Jawab : 90 dB).

34. Tabung Kundt digunakan untuk menghitung cepat rambat bunyi dalam baja. Untuk keperluan tersebut, maka batang getar dibuat dari baja yang panjangnya 75 cm dan dijepit di bagian tengahnya. Batang baja digetarkan longitudinal, sehingga jarak antara dua simpul berturutan dari gelombang stasioner yang timbul dalam kolom udara di dalam tabung gelombang adalah 5 cm. Jika cepat rambat bunyi di udara adalah 340 m/s, tentukan cepat rambat bunyi dalam batang baja. (Jawab : 5.100 m/s)

35.  Sebuah pipa kundt mempunyai batang penggetar dari gelas yang panjangnya 0,625
meter, dijepit di tengah-tengahnya. Tabung gelombang berisi udara. Cepat rambat
bunyi dalam gelas sebesar 2500 m/s, dan jika jarak antara dua simpul berturutan  
dalam tabung adalah 0,085 meter. Tentukan cepat rambat bunyi di udara.
(Jawab : 340 m/s).

Cepat Rambat Bunyi Ditentukan dengan Rumus Ini, Lihat yang Terjadi

Cepat Rambat Bunyi Ditentukan dengan Rumus Ini, Lihat yang Terjadi

Sebelum mempelajari seperti apakah rumus dari cepat rambat bunyi, maka cari tahu dulu apa yang dimaksud dengan pengertian bunyi. Dimana bunyi itu sendiri merupakan sebuah gelombang longitudinal yang dapat terjadi karena adanya sebuah getaran. Gelombang bunyi ini bisa merambat karena bantuan dari medium yang lainnya. Dengan begitu, bunyi ini bisa sampai ke dalam telinga Anda berkat bantuan medium yang ada tersebut.

Telinga itu sediri merupakan salah satu bagian dari panca indera manusia yang sangat penting. Bahkan, tak hanya sekedar manusia saja, bagi seekor hewan, telinga juga merupakan salah satu panca indera yang sangat penting untuk hewan. Bahkan, tak bisa dipungkiri pula bila indera telinga yang satu ini adalah satu-satunya panca indera yang paling peka dengan rangsangan kemunculan bunyi.

Bahkan, tak peduli seperti apakah besaran informasi yang bisa didapatkan dari media bunyi, setiap manusia selalu berkomunikasi dengan suara. Emosi yang dihasilkan oleh suara musik juga berkaitan dengan bunyi. Jadi, semua kehidupan di dunia itu selalu berkaitan dengan sistem cepat rambat bunyi. Sehingga, karena alasan inilah membuat semua orang tidak bisa lepas dengan yang namanya bunyi. Jadi, apa sih bunyi itu?

Definisi dari Bunyi
Bunyi merupakan gelombang longitudinal. Sedangkan gelombang yang dihasilkan oleh bunyi merupakan sebuah getaran yang telah merabat. Sehingga, dari penjelasan inilah dapat disimpulkan bahwa bunyi itu bisa terjadi karena adnaya sebuah getaran. Dari sinilah bunyi juga bisa sampai ke telinga seseorang dari suara musik gitar yang telah dipetik. Sehingga, gelombang bunyinya merambat lewat medium udara. Jadi, bunyi bisa merambat lewat medium padat, udara, dan zat cair.
Cara Kerja Cepat Rambat Bunyi
Ketika melihat ada kilatan cahaya halilintar, Anda mungkin akan langsung mendengar adanya bunyi selang beberapa saat kemudian. Bunyi yang muncul setelah ada cahaya halilintar ini bisa terjadi karena adanya gelombang cepat rambat yang resonansinya lebih kecil dibandingkan kecepatan rambatan cahaya. Bunyi yang merambat lewat medium perpindahan energi inilah yang menyebabkan kemunculan dari suara halilintar tersebut.
Yang pasti, dalam medium yang tidak sama, bunyi punya cepat rambat yang tidak sama juga. Misalnya saja, seperti medium gas, cair, dan padat, maka di antara ketiga medium tersebut yang paling cepat rambatannya adalah dari zat padat. Itu karena jarak di antara molekul dari zat padat ini jauh lebih rapat dibandingkan zat yang lainnya. Akibatnya, perpindahan bunyi ke setiap molekulnya menjadi lebih cepat.
Rumus Cepat Rambat Bunyi
Seperti kecepatan dari sebauh benda yang selalu bergerak lurus secara beraturan, kecepatan bunyi ternyata juga sama. Bunyi memiliki kecepatan rambat yang beraturan juga. Sehingga, hal ini membuatnya dapat dirumuskan sebagai berikut ini:  V = S/ T. Dimana untuk V merupakan cepat rambat bunyi dengan satuan M/ S. Sedangkan S merupakan jarak tempuh yang satuannya M, dan T adalah waktu tempuh dengan satuan S.
Menurut Moll dan Van Beek, pengamat yang telah menyelidiki rambatan bunyi dengan cara mengukur bunyi yang dihasilkan oleh meriam yang dibagi berdasarkan selang waktu disaat api menyala pada mulut meriam hingga terdengar bunyi. Dari sinilah kemudian didapatkan kesimpulan bahwa makin jauh jarak pengamat dari sumber bunyinya, maka selang waktu yang terdengar menjadi makin lama. Sedangkan, bila suhunya makin rendah, maka cepat rambat bunyi makin cepat.

Simak! Hal Inilah yang Mempengaruhi Cepat Rambat Bunyi

Simak! Hal Inilah yang Mempengaruhi Cepat Rambat Bunyi

Yang namanya cepat rambat bunyi itu selalu berkaitan dengan medium yang lainnya. Karena bunyi baru bisa merambat lewat zat cair, zat padat, dan juga zat gas. Bunyi tidak akan bisa merambat jika tidak ada pergerakan. Bukti nyata terlihat ada beberapa astronot yang berada di bulan, mereka kerap tidak saling berbicara langsung meskipun jaraknya dekat. Mau tahu alasannya kenapa?
Ini bisa terjadi karena di bulan tidak ada atmosfernya. 

Tidak sama seperti saat berada di bumi. Sehingga, hal ini membuat orang yang satu dengan yang lainnya tidak bisa berbicara secara langsung meskipun jarak keduanya sangat dekat. Karena, untuk bisa berkomunikasi secara langsung, setiap orang yang berada di bulan baru bisa berkomunikasi berkat alat komunikasi dari gelombang radio. Gelombang radio ini termasuk spectrum gelombang electron magnetik.

Formula Perhitungan Cepat Rambat Bunyi
Untuk perhitungan cepat rambat bunyi ini dipengaruhi oleh formulanya. Dalam suhu udara sebanyak 15 derajat celcius ini bisa menghasilkan suara bunyi yang merambat lewat udara bebas dengan kecepatan mencapai 340 m per detik. Sedangkan, untuk rumusnya adalah V = S/t. Dimana untuk keterangannya adalah V merupakan kecepatan rambat bunyi, dan t adalah waktunya, sedangkan s merupakan jarak tempuhnya.

Penjelasan Lebih Jauh tentang Formula Bunyi
Suhu udara yang panas atau terlalu dingin bisa mempengaruhi kecepatan bunyi yang terjadi di udara. Makin rendah suhu udaranya, hal ini bisa membuat kecepatan rambat bunyi menjadi makin cepat. Hal ini dikarenakan partikel udaranya menjadi lebih banyak. Misalnya saja, seperti bunyi arloji yang terdengar cukup keras jika memakai kayu dibandingkan tidak menggunakan kayu. Bunyi tidak bisa terdengar di area ruang hampa udara.

Itu karena untuk menghasilkan suara bunyi itu membutuhkan bantuan dari zat perantara sebagai alat untuk menghantarkan bunyi. Entah itu dengan bantuan zat cair, padat, dan zat gasnya. Bunyi yang telah merambat lewat bantuan medium bisa mengalami pemantulan, interfensi, pembiasaan, dan juga difraksi. Kejadian ini membuktikan bahwa bunyi yang telah merambat merupakan gelombang mekanik. Sehingga, hal ini menyebabkan hukum yang tidak bisa diabaikan seputar bunyi.

Yaitu, karena bunyi merupakan gelombang mekanik, sehingga hal ini menghasilkan hukum yang bermakna bahwa bunyi hanya bisa merambat lewat medium saja. Yaitu, dari padat, gas, dan cair. Jadi, cepat rambat bunyi ini tidak akan terjadi bila berada di ruangan yang hampa udara. Umumnya, proses ini hanya terjadi paling besar pada zat padat, barulah kemudian bisa terjadi di zat cair dan zat gas.

Hal-hal yang Mempengaruhi Cepat Rambat Bunyi
1. Ada beberapa hal yang bisa mempengaruhi terjadinya kecepatan rambatan pada bunyi. Yaitu, kerapatan partikel medium yang dilewati oleh bunyi. Dimana makin rapat susunan dari partikel mediumnya, ini bisa membuat bunyi yang merambat menjadi makin cepat. Karena itulah, bunyi menjadi cepat merambat saat dipengaruhi oleh benda padat. Berbeda sekali dengan beberapa zat yang lainnya, seperti zat cair dan zat gas.
2. Selain hal itu, kecepatan bunyi ini juga bisa dipengaruhi oleh suhu mediumnya. Dimana makin panas suhu medium tersebut, maka kecepatan bunyi makin cepat. Hubungan ini telah dirumuskan ke dalam sebuah persamaan matematis, berupa V = V0 + 0,6 t, yang mana untuk satuan V0 ini merupakan cepat rambat bunyi dalam suhu nol derajat dengan t merupakan pengertian dari suhu medium.


Ingin Belajar Cepat Rambat Bunyi? Kerjakan Soal Ini Dulu!

Ingin Belajar Cepat Rambat Bunyi? Kerjakan Soal Ini Dulu!

Ingin tahu lebih lanjut tentang seperti apakah cepat rambat bunyi itu? Sebelumnya, sebaiknya simak dulu pengertian lebih lanjut tentang apa yang dimaksud dengan bunyi itu. Dimana bunyi adalah kaedah fisika yang sangat dekat sekali dengan kehidupan sehari-hari. Tak heran bila bunyi sering menjadi materi yang wajib dikembangkan dan dipelajari oleh semua orang yang ada di seluruh dunia. Suara atau bunyi merupakan gelombang longitudinal.

Bunyi hanya bisa merambat lewat bantuan dari sebuah zat perantara yang disebut juga dengan medium. Beberapa medium yang bisa membantu cepat rambat bunyi adalah zat padat, zat gas, dan juga zat cair. Sehingga, gelombang bunyi dapat merambat dari dalam air, udara, batu bara, dan lain sebagainya. Tak hanya itu saja, sebenarnya bunyi itu juga dapat dirasakan indera pendengaran karena adanya benda yang bergetar sebagai sumber bunyi.

Ulasan Mengenai Cepat Rambat Bunyi
Seperti yang telah diketahui, bahwa bunyi merupakan hasil getaran dari sebauh benda. Bunyi ini adalah gelombang longitudinal yang mana perambatannya bisa berbentuk renggangan dan rapatan yang berasal dari beberapa molekul udara yang bisa bergerak secara maju dan mundur. Jadi, bunyi ini bisa merambat lewat zat padat, gas, dan zat cair. Yang pasti, suara yang melewati medium udara ini membutuhkan waktu.

Waktu dalam artian, cepat rambat bunyi lewat udara ini butuh waktu agar sampai ke telinga pendengar. Pergerakan bunyi lewat udara berasal dari berjalannya gelombang yang lajunya tertentu. Jadi, bisa dibilang bahwa kecepatan rambat bunyi ini merupakan jarak yang ditempuh bunyi di setiap satuan waktu yang rumusnya adalah V = s : t. Dimana v itu kecepatan rambat bunyi. S adalah jarak dan T adalah waktunya.

Contoh Soal Cepat Rambat Bunyi
Salah satu contoh dari rambatan bunyi bisa terlihat dari ledakan bom yang bisa terdengar selama 2 second saat ada kepulan asap setelah ledakan bom tersebut meledak. Kira-kira, berapakah laju rambat bunyi lewat udara di saat hal ini terjadi, bila jarak di antara bom dengan pengamat sejauh 2,4 km? Untuk bisa menghitungkan, maka sebaiknya abaikan saja dulu laju rambat cahaya lewat udara ini.

Sehingga, Anda bisa menarik kesimpulan, bahwa t sebanyak 2s, dengan s adalah 2,4 km. Jadi, saat ditanya tentang berapakah nominal V? Maka cara menghitungnya adalah dengan memasukkan rumus formulanya, meliputi V = s : t. Dari sinilah, maka Anda bisa menghitung sebagai berikut ini: 2.400 m : 2s, maka hasilnya adalah 1.200 m/s. Jadi, laju rambat bunyinya adalah 1.200 m/s.

Hasil Perhitungan Soal Cepat Rambat Bunyi
Seperti yang sering disampaikan oleh penelitian Moll and Van Beek seputar cara mengukur jarak meriam berdasarkan waktunya, maka didapatkan hasil perhitungan bahwa makin jauh jarak pengamat dari bagian sumber bunyinya, maka waktu yang dibutuhkan untuk bisa didengarkan menjadi makin lama. Sedangkan, jika suhunya rendah, ini bisa membuat kecepatan bunyi meningkat. Berbeda lagi bila suhunya tinggi, maka kecepatannya makin melambat.

Yang mempengaruhi tekanan udara yang rendah ini dipengaruhi oleh kecepatan pergerakan bunyi. Sehingga, bila udara meningkat, bunyi yang dirambatkan menjadi pelan. Sementara itu, untuk frekuensinya sendiri, bunyi itu terdiri atas 3 bagian. Yaitu bunyi infrasonik yang berkisar kurang dari 20 Hz. Bunyi audiosonik dengan frekuensi pendengaran mencapai 20 Hz hingga 20.000 Hz. Sedangkan, untuk bunyi ultrasonik kemampuan cepat rambat bunyi melebihi dari 20.000 Hz.

Seperti Apakah Cepat Rambat Bunyi di Udara? Ini Jawabannya!

Seperti Apakah Cepat Rambat Bunyi di Udara? Ini Jawabannya!

Seperti apa sih cepat rambat bunyi di udara itu? Seperti yang telah diketahui bahwa bunyi merupakan peristiwa yang terjadi karena getaran dari benda yang kemudian merambat lewat medium berdasarkan kecepatan tertentu. Persyaratan agar bunyi itu bisa terjadi harus ada mediumnya dan harus ada yang menerimanya juga. Medium yang dipakai supaya bisa menghasilkan bunyi adalah zat cair, padat, dan zat udara.

Cepat Rambat Bunyi Vs Gelombang Bunyi
Bila ditanya tentang perbedaan antara cepat rambat bunyi dengan gelombang bunyi ini terdiri atas molekul udara yang telah bergetar dan merambat ke semua penjuru arah. Setiap saat, molekul tersebut saling berdesakan ke beberapa tempat, sehingga hal ini bisa menghasilkan bunyi dengan tekanan yang tinggi. Sedangkan jika di tempat yang lain meregang, maka tekanan yang dihasilkan menjadi rendah.

Gelombang yang tekanan tinggi dan rendah ini secara bergantian akan bergerak pada udara dan kemudian menyebar dari sumber bunyinya. Selanjutnya, gelombang bunyi ini nanti akan menghantarkan bunyi ke dalam telinga seseorang. Yang pasti, bunyi bisa terdengar saat ada perubahan tekanan selaput pendengaran manusia karena penjalaran dari gelombang mekanik. Selanjutnya, getaran tersebut diubah menjadi sebuah denyut listrik yang kemudian diteruskan ke otak lewat urat syaraf pendengaran.
Sumber Bunyi Itu Berasal dari Mana?
Sebelum membahas tentang dari manakah asal dari sumber bunyi yang sesungguhnya, maka cari tahu dulu apa yang dimaksud dengan sumber bunyi itu. Dimana sumber bunyi adalah benda yang bergetar dan kemudian menghasilkan suara yang merambat lewat zat perantara dan medium sehingga bunyi tersebut bisa terdengar. Sumber bunyi biasanya berkaitan dengan frekuensi bunyi. Frekuensi bunyi itu sendiri merupakan banyaknya gelombang bunyi pada setiap detik.

Makin besar jumlah frekuensinya, ini membuat rapatan dan renggangannya juga makin banyak. Sehingga, hal ini membuat bunyi yang dihasilkan makin nyaring dengan nada yang lebih tinggi. Jadi, berdasarkan jumlah frekuensinya, bunyi itu sendiri terdiri atas 3 macam. Yaitu, bunyi infrasonik, audisonik, dan ultrasonik. Dimana infrasonik untuk frekuensi kurang 20 Hz, audiosonik untuk frekuensi 20 Hz hingga 20.000 Hz, sedangkan ultrasonik untuk frekuensi lebih 20.000 Hz.

Definisi Cepat Rambat Bunyi di Udara
Dari sinilah bunyi memiliki cepat rambat terbatas. Bunyi membutuhkan waktu supaya bisa berpindah. Cepat rambatnya ini tidak begitu besar. Kecepatannya bahkan lebih kecil daripada kecepatan rambatan cahaya. karena bunyi adalah gelombang, sehingga kecepatannya juga bisa memenuhi persamaan dari kecepatan gelombang bunyi. Kecepatan gelombang bunyi ini berkaitan dengan waktu dan jaraknya. Dimana untuk kecepatan bunyinya bisa didefinisikan untuk jarak sumber bunyi ke pendengarnya.

Dimana untuk  jarak rambat bunyinya dibagi atas selang waktu yang memang dibutuhkan bunyi agar sampaike telinga pendengar, dimana secara matematis bisa ditulis sebagai berikut ini: Kecepatan rambatan bunyi di udara ini dipengaruhi kondisi udaranya, khususnya pada tekanan udaranya dan suhunya. Besaran kecepatan rambatannya di udara juga dipengaruhi suhu, dimana persamaannya dituliskan dengan rumus Miller, yaitu v = 331 + 0,6.T.

Dengan medium udara ini, maka bunyi memiliki sifat khusus berupa, kecepatan rambat bunyinya tidak tergantung oleh tekanan udara. Yang mana, itu berarti bila ada perubahan pada tekanan udara, maka kecepatan rambatan bunyi menjadi tidak berubah. Selain itu, kecepatan rambat bunyi ini juga tergantung oleh suhu. Makin tinggi suhunya, maka cepat rambat bunyi menjadi makin besar.

AYO BERAMAL GABUNG FOLLOWER

Popular Posts